Inilah Ketentuan Aqiqah Yang Wajib Diketahui Orang Tua! Tidak bisa dimungkiri, saat ini, tidak jarang ada orang tua yang melaksanakan aqiqah untuk anaknya hanya berdasar dan mengikuti hal-hal atau tradisi-tradisi yang pernah dilakukan oleh orang-orang tua sebelumnya.
Hal tersebut sebenarnya sah-sah saja jika rangkaian acara aqiqah itu tetap dilaksanakan sesuai anjuran Islam. Permasalahannya adalah pada acara aqiqah terkadang ada banyak tradisi-tradisi lain yang dilakukan hanya karena orang-orang dulu juga pernah melakukan itu. Hal tersebutlah yang cukup mengkhawatirkan karena ditakutkan kegiatan-kegiatan itu tidak sesuai dengan petunjuk syariat Islam.
Ketentuan Aqiqah Yang Wajib Diketahui Orang Tua
Untuk tetap menjaga kemurnian dari seluruh rangkaian acara yang dilaksanakan pada aqiqah, maka orang tua memang sudah seharusnya memiliki pengetahuan dan pemahaman mendalam terkait hal tersebut. Oleh karena itu, cermati berbagai ketentuan aqiqah yang benar berikut ini.
Ketentuan Hukum
Ketentuan pertama yang perlu dipahami adalah mengenai hukum aqiqah. Hakikatnya, pelaksanaan aqiqah tidak hanya sebagai bentuk rasa syukur dan bahagia saja. Namun, aqiqah dilaksanakan sebagai tanda bahwa anak telah tergadaikan. Hal itu berdasarkan sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Abu Daud, dan Ibnu Majah.
Kata tergadaikan berarti bahwa jika anak meninggal dunia kemudian belum diaqiqah, maka sang anak tidak dapat memberi syafa’at bagi orang tuanya. Oleh karena itu, hukum ketentuan aqiqah adalah sunnah muakkad. Artinya, sangat dianjurkan dan ditekankan untuk dilaksanakan terlebih lagi bagi orang tua yang memang memiliki kelapangan dan kecukupan harta.
Ketentuan Waktu Pelaksanaan
Hari ketujuh setelah kelahiran menjadi waktu paling afdhal pelaksanaan aqiqah. Meski demikian, sejumlah ulama ada yang membolehkan penundaan waktu aqiqah hingga anak belum baligh. Hal itu dilakukan jika orang tua memang belum mampu. Sementara jika anak sudah baligh, maka orang tua tidak lagi bertanggungjawab dan anak dapat mengaqiqah dirinya sendiri.
Ketentuan aqiqah berupa waktu tersebut didasarkan pada hadis yang diriwayatkan oleh Baihaqi. Pada hadis tersebut dinyatakan bahwa Nabi Muhammad pernah mengaqiqahkan dirinya sendiri setelah diutus sebagai nabi. Meski demikian, dalil tersebut dinilai lemah, maka sebaiknya orang tua perlu hati-hati dalam menentukan waktu aqiqah.
Ketentuan Hewan Yang Dikurbankan
Berdasarkan ketentuan syariat Islam, hewan yang dapat dikurbankan untuk aqiqah dapat berupa kambing atau domba. Adapun mengenai jumlahnya, maka berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Abu Daud bahwa orang tua perlu menyembelih dua ekor untuk anak laki-laki dan satu ekor untuk anak perempuan.
Terkait dengan jenisnya, maka ketentuan aqiqah sesuai dengan petunjuk dalil bisa menggunakan hewan dari jenis apa saja. Hal terpenting adalah hewan yang disembelih tersebut dalam kondisi sehat, tidak kurus, tidak memiliki cacat, dan telah berumur lebih dari satu tahun.
Ketentuan Doa Yang Dibaca
Dalam pelaksanaan aqiqah, ada sejumlah rangkaian acara yang akan dilakukan. Seluruh acara tersebut sebaiknya dilaksanakan dengan terlebih dahulu membaca doa. Mulai dari penyembelihan hewan, maka doa yang dibaca adalah Bismillâhi wallâhu Akbar. Allahumma minka wa laka. Allahumma taqabbal minni. Hadzihi ‘aqiqatu … (menyebutkan nama bayi).
Sementara doa ketika mencukur rambut bayi, yaitu Bismillâhirrahmânirrahîm. Alhamdulillâhirabbil ‘âlamîn. Allâhumma nûrussamâwâti wa nûrusysyamsyi wal qamari, allâhumma sirrullâhi nûrunnubuwwati rasulullâhi shallallâhu‘alaihi wasallam walhamdulillâhi rabbil‘âlamin. Pembacaan doa-doa tersebut termasuk dalam ketentuan aqiqah, maka sudah sebaiknya dilakukan.
Hikmah Dari Ketentuan Aqiqah
Pada dasarnya, setiap hal yang disyariatkan Islam tentu memiliki berbagai hikmah yang sangat luar biasa, tak terkecuali pada pelaksanaan aqiqah. Selain sebagai bentuk pendekatan diri dan wujud syukur kepada Allah, maka aqiqah sejatinya juga dilakukan untuk melindungi anak dari setan sehingga ke depan dapat menjalani hidupnya sesuai dengan petunjuk Allah.
Tidak hanya itu, di balik adanya ketentuan aqiqah, maka ada sebuah hikmah besar. Dalam hal ini, membantu memperkuat tali silaturahmi. Hal itu karena salah satu rangkaian acara dalam aqiqah adalah membagi-bagikan sajian makanan berupa daging hewan kurban kepada tetangga, kerabat, dan fakir miskin.
Demikian informasi seputar berbagai ketentuan aqiqah yang telah diatur dalam Islam. Sudah menjadi kewajiban orang tua untuk mengetahui dan memahami semua hal tersebut untuk memastikan bahwa aqiqah yang dilaksanakan sudah sesuai dengan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.