Perawatan Awal Kepada Bayi Baru Lahir 

Sebagian dari ibu sering mengalami kekhawatiran dalam mengasuh bayi baru lahir. Terlebih bagi seorang ibu muda yang baru pertama kali melahirkan anak. Namun ini adalah kekhawatiran yang wajar agar lebih hati-hati dalam mempertimbangkan perawatan bayi baru lahir secara benar.

Perawatan bayi baru lahir sebenarnya cukup mudah, hanya butuh ketelitian dan kelembutan dalam merawat bayi. Pasalnya, bayi baru lahir masih dalam kondisi sangat rapuh dan butuh penyokong kehidupan utama dari sang Ibu.

Untuk itu, berikut perawatan bayi baru lahir yang dapat dipelajari dan dipraktikkan melansir dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

1. Merawat Tali Pusat

Setelah bayi lahir, plasenta akan dipotong dan tali pusat akan diolesi dengan antiseptik agar tidak terjadi infeksi. Tali pusat kemudian dibiarkan terbuka dan kering secara alami.

Pada masa kehamilan, tali pusat memiliki peranan penting yang menghubungkan antara plasenta dan janin. Interaksi antara ibu dan janin berlangsung yang memfasilitasi pertumbuhan embrio pada rahim. Tali pusat juga sering disebut dengan tali pusar.

Perawatan tali pusat juga cukup mudah, hanya dengan tangan steril. Menjaga tali pusat agar tetap kering. Jika tali pusat terjadi infeksi seperti terlihat nanah, segera konsultasikan ke tenaga kesehatan terdekat.

2. Kontak Skin to Skin

Perawatan bayi baru lahir ialah menyesuaikan suhu tubuh dengan suhu lingkungan. Di rahim ibu, bayi berada pada suhu lingkungan yang optimal yaitu 36,5-37,5 derajat Celcius, sesuai dengan suhu tubuh ibunya. Sesaat setelah dilahirkan, bayi akan berada pada suhu yang lebih rendah dari suhu tubuh ibunya, sehingga berisiko untuk terjadi hipotermia (suhu tubuh rendah).

Hipotermia dapat dihindari dengan meletakkan bayi pada dada ibu sehingga terjadi kontak antara kulit ibu dan kulit bayi (perawatan metode kanguru). Metode ini sangat baik untuk menghangatkan bayi secara alamiah. Suhu kulit ibu akan menghangatkan bayi lebih cepat dan menjaga suhu bayi tetap stabil.

3. Merespon Menyusui Dini
Asupan makanan bayi yang paling pertama ialah susu, dalam hal ini perawatan bayi baru lahir harus memperhatikan menyusui sang bayi. Ibu dianjurkan menyentuh bayi dan menyangga ringan bagian bokong bayi. Biarkan bayi mencari sendiri puting ibu. Jika setelah satu jam kontak kulit ke kulit belum terjadi proses menyusui dini, ibu dibantu untuk mendekatkan bayi ke putingnya dan bayi diberi waktu untuk melanjutkan kembali proses tadi selama setengah sampai satu jam.

Alangkah baiknya jika ibu dapat didampingi oleh suami atau keluarga. Inisiasi menyusu dini bermanfaat untuk mengurangi angka kematian bayi dan membantu mensukseskan pemberian ASI eksklusif.

4. Rawat Gabung
Rawat gabung adalah perawatan bayi dalam kamar yang sama dengan ibu pada hari-hari pertama setelah persalinan, dan dilanjutkan setelah ibu dan bayi pulang ke rumah. Perawatan bayi baru lahir selanjutnya ialah dengan rawat gabung, ini bermanfaat untuk mendukung keberhasilan ASI eksklusif karena bayi dapat menyusu langsung tanpa dijadwal dan ibu akan mudah mengenali tanda-tanda lapar pada bayi.

Hal ini dapat mencegah terjadinya payudara bengkak, mengurangi risiko kuning, mencegah penurunan berat badan yang berlebihan. Selain itu, bayi akan lebih tenang. Rawat gabung dapat mengurangi risiko infeksi dan depresi pada ibu pasca persalinan serta meningkatkan rasa percaya diri ibu untuk merawat bayi.

5. Perhatikan Tidur Bayi
Perawatan bayi baru lahir harus memperhatikan tidur bayi. Jika seorang dewasa hanya butuh tidur 8 jam dalam sehari, berbeda dengan bayi. Bayi baru lahir dapat tidur sampai total 20 jam dalam sehari. Namun terpecah dalam periode-periode tidur 20 menit hingga 4 jam.

Usahakan kamar bersuhu sejuk, tidak terlalu dingin dan tidak terlalu panas, dan mendapat cahaya serta ventilasi cukup. Posisikan bayi dengan terlentang, karena dapat mencegah terjadinya sindrom kematian mendadak bayi atau Sudden Infant Death Syndrome (SIDS).